SANG PEMIKIR JAMAN
Oleh : Pujiono
Angota Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa memasuki tahun 2013, tentunya sebagai insan yang berfikir kita harus bisa mengambil hikmah dari bergulirnya waktu. Yakni kita tidak boleh lengah dan lalai untuk tetap istiqomah mengemban amanah risalah nabi sepanjang jaman. Untuk itu, pada kesempatan ini khotib berwasiat mari kita tingkatkan keimanan dan ibadah kita kepada Allah SWT dihari hari-hari yang akan kita lalui.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Namun, yang namanya hawa nafsu selalu senantiasa mengintai kita, saat kita lengah dan lalai, dia akan segera masuk dan membujuk. Agar segala kehendaknya diperturutkan. Karena itu, kita harus selalu siaga dan waspada dengan selalu belajar dan mengambil hikmah dari setiap kejadian, apa-apa yang disekitar kita. Berfikir dan mengambil hikmah dari setiap apa yang ada disekitar maupun kejadian alam disekitar kita adalah karakteristik dari pribadi “SANG PEMIKIR JAMAN “
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Imam AlGhazali menyatakan Sungguh, jalan untuk mengenal Allah (ma’rifatullah) dan mengagungkanNya adalah dengan memikirkan setiap mahlukNya, merenungkan keajaiban-keajaiban dan memahamkan hikmah-hikmah yang terkandung dalam segenap ciptaanNya.
Guna menggugah semangat kita, untuk menuju pribadi si ulul Albab atau dalam khutbah ini kami istilahan dengan Sang Pemikir ada baiknya kita kembali mengingat karakteristik generasi Ulul albab sesuai yang tersurat dalam Al-qur’anul karim :
Pertama : Memiliki ilmu dan mampu mengambil hikmah. Ilmu pengetahuan dan mampu mengambil manfaat darinya adalah hal yang amat susah. Banyak orang berilmu namun kadang nggak mampu mengambil hikmah dari ilmu yang dikuasainya. Terkadang hanya sebagai pengetahuan belaka.dan itu hanya bisa dilakukan bagi mereka yang selalu dekat dengan Allah SWT. Berapa banyak manusia yang memiliki ilmu hanya untuk kepentingan pemuas ego, atau malah kadang hanya untuk berdebat agardipandang pinter dimata orang lain.
Sebagai mana firmanya dalam Al-Baqarah ayat 269:
Artinya” Allah menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Ilmu adalah penuntun amal. Hanya orang-orang yang mampu memahami ilmu dengan amal nyata mereka yang akan mendapat petunjuk Allah. Tak sedikit orang yang berilmu, namun mereka tak mampu mengambil hikmah dari kabar/kejadian nyata disekitarnya karena tertutup oleh status, pamrih, ambisi dan fanatisme kelompok. maka generasi pemikir harus mengambil ilmu dari kejadian disekitarnya untuk menjadikan dia semakin dekat dengan Allah.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Kedua :Tekun beribadah. Kedekatan seorang hamba dengan Allah dibuktikan dengan ketaatan menjalankan ibadah kepada-NYA. Dan Allah memberikan imbal balik dengan tetap menjaganya dari perkara yang tidak haq. Diberikanya pembeda (furqonan) itulah pribadi sang pemikir yang selalu bening hati dan pikiran karena dekat dengan ibadah kepadaNYA. Az-zumar ayat 9.
Artinya : (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Dari Az-zumar ayat 9, tersebut jelas bahwa pribadi ulul albab adalah mereka yang tekun beribadah diwaktu malam dengan sujud dan berdiri, tak berlebihan memang jika hanya orang-orang yang dekat dengan Allah-lah mereka yang senantiasa terjaga dan mampu membaca /mengambil pelajaran dari kejadian disekitarnya. Sehingga Allah tak aneh jika memberikan derajat yang lebih meskipun masih di dunia sebagai mana QS mujadilah ayat 11.
Ketiga, Hanya takut kepada Allah. Banyak fenomena saat ini orang takut kepada manusia dibanding dengan Allah, hanya karena takut di mutasi, takut di eliminir darti posisi, atau karir politik mandeq sehingga harus berkata yang tak jujur demi kesenangan atasan. Ini bukan pribadi sang pemikir atau si ulul albab
Sebagaimana Firman Allah dalam QS At-Thalaq Ayat 10 :
Artinya : Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah Telah menurunkan peringatan kepadamu,
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Generasi ulul Albab adalah generasi yang selalu bertakwa kepada Allah, hanya takut kepada Allah sehingga tak aneh jika keberanianya menyampaikan yang haq dihadapan siapapun tanpa pandang bulu semua dilakukan kerena takut siksa Allah lebih berat.tidak seperti kebanyakan orang saat ini yang cenderung lebih suka menyenangkan hati orang banyak sampai rela melakukan sesuatu yang tiada dasar ilmu, dan ini siksanya sangat berat. sebagaimana Hadist Riwayat Tirmidi Artinya” barangsiapa menyenangkan banyak manusia dengan kemurkaan Allah, maka mereka tidak akan mampu menolongnya dari azab Allah”
Keempat , teguh pendirian. Yang membedakan pribadi seseorang yang baik dan tidak kadang pada komitmen dan pendirian yang jelas dalam menjujung nilai-nilai, bukan sosok yang plin-plan tak punya prinsip. Teguh poendirian dalam memperjuangankan nilai kebenaran adalah ciri sang pemikir. Sebagaimana Firman Allah dalam QS Al- Maidah : 100
Artinya “ Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.”
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Generasi Ulul Albab selalu teguh dalam wala’ dan bala’. Meskipun dianggap orang asing di lingkunganya demi keyakinan dia tak takut.dia laksanakan itu ibadah mesthi banyak godaan yang menarik. Sepertinya halnya nabi ketika ditawari orang-orang kafir jabatan dan wanita namun, beliau tetap teguh dijalan Dakwah.
Kelima : Tidak egois dan mudah menerima pendapat. Fanatik yang berlebihan sehingga tak mau menerima pendapat dari yang lain adalah ciri bukan seorang pemikir . karena sang pemikir mudah menerima kebenaran dan membuka hati dan pikiran akan berita kebenaran yang datang dari siapapun . Di dalam surat Az-zumar ayat 18 disebutan:
Artinya” yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Mudah menerima pentunjuk adalah ciri generasi sang pemikir atau si – ulul albab, sebagaimana relevan dengan sabada nabi dalam hadits Bukhoiri “Man yuridillahu bihi khoiran yufaqqihhu fiddin”
Barangsiapa dikehendaki Allah dengan suatu, maka Allah memberi kefahaman dalam hal agama Allah
Dan semoga kita semua yang hadir di majelis jumat ini termasuk orang yang bisa berfikir, memahami dan mengambil hikmah sebagaimamana generasi ulul albab.sehingga sebuah masyarakat yang cerah, utama dan dirahmati Allah akan terwujud.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
Khutbah Kedua dan doa
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمْ تَسْلِمًا. أَمَّا بَعْدُ:
إِنَّ اللهَ وَمَلآَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُواْ صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ