Gerakan Kaum Muda Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama kritisi tentang Pilkada
Boyolali, 10 Mei 2024 – Kaum Muda Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama Kabupaten Boyolali bersatu dalam sebuah talkshow yang digelar hari ini di Gedung Pertemuan Mojosongo dengan tema “Peran Pemuda dalam Menyongsong Pilkada Boyolali”. Kegiatan ini diinisiasi sebagai respons terhadap keprihatinan bersama mengenai keterbatasan ruang partisipasi kaum muda dalam proses pengambilan keputusan.
Husein, dalam sambutannya sebagai perwakilan panitia penyelenggara, menyoroti pentingnya memberikan ruang yang lebih besar bagi kaum muda dalam ranah pengambilan keputusan. Kegiatan ini menjadi ajang interaktif yang melibatkan beberapa tokoh yang mengajak peserta untuk berdiskusi aktif.
Sahid, Ketua Pemuda Muhammadiyah Boyolali, dengan tegas menekankan pentingnya peran pemuda dalam membangun peradaban. Sejarah telah mencatat bahwa pemuda selalu menjadi pilar utama dalam menciptakan kemajuan. Kehadiran mereka bukanlah hal yang dapat dianggap remeh, melainkan sebuah kebutuhan yang harus diakomodasi dengan serius oleh semua pihak di Kabupaten Boyolali. Mas Sahid menekankan bahwa gerakan pemuda ini tidak boleh diabaikan, melainkan harus dipandang sebagai kekuatan yang dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat Boyolali.
Lebih lanjut, Sahid menegaskan komitmen untuk meneruskan nilai-nilai yang dimiliki oleh Pemuda Muhammadiyah kepada masyarakat Boyolali. Ia menyatakan bahwa Pemuda Muhammadiyah dan Ansor adalah dua kekuatan yang siap diluncurkan menuju tujuan yang diharapkan. Hal ini menggarisbawahi pentingnya persatuan dan kolaborasi antara dua gerakan pemuda tersebut dalam mencapai visi yang diinginkan untuk Kabupaten Boyolali.
Pendapat yang senada disampaikan oleh Ketua GP Ansor Boyolali, Sahabat Kurniawan, yang menyebut momen ini sebagai kesempatan emas untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan, meski demokrasi tidak terlepas dari negosiasi dan transaksi.
Dr. Bramastya dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyoroti pentingnya keterlibatan aktif pemuda dalam memahami isu-isu lokal Boyolali. Dr. Bramastya menekankan semangat positif yang harus tetap terpancar dalam masyarakat Boyolali.
Dr. Sarbini, M.Ag, seorang akademisi dari UIN Surakarta, menambahkan dimensi kebijakan dan keindahan dalam konteks politik. Ia menegaskan bahwa ruang kosong dalam masyarakat sipil harus diisi dengan partisipasi yang cerdas, bukan hanya sebagai alat bantu pemerintah, tetapi juga sebagai pihak yang berperan dalam pembuatan kebijakan.
Meskipun belum ada keputusan final terkait dukungan politik yang akan diberikan atau pasangan calon yang akan diusung, Gerakan Kaum Muda Muhammadiyah – Nahdlatul Ulama Kabupaten Boyolali menyatakan komitmennya untuk menjaga integritas proses demokrasi lokal. Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan dan penandatanganan petisi bersama yang menegaskan komitmen mereka untuk mendorong partisipasi aktif kaum muda dalam Pilkada Boyolali tahun 2024 serta memastikan prosesnya berjalan secara damai, jujur, dan adil.
Oleh : muhammad Arief