Ketika Ustadz Tak Ber-Adab: Menimbang Ulang Makna Keteladanan

Opini

Ketika Ustadz Tak Ber-Adab: Menimbang Ulang Makna Keteladanan

Oleh : Pujiono
Ketua FGM Kabupaten Boyolali

Ustadz, Guru Atau apalah sebutan bagi Pendidik seharusnya menjadi lentera. Sosok yang tak hanya fasih dalam berbicara, tetapi juga halus dalam sikap dan penuh kasih dalam dan tata krama. Namun bagaimana jika ustadz, yang kita anggap guru dan panutan, justru kehilangan adab dalam ucapan maupun tindakan?

Sungguh mengiris hati ketika melihat atau mendengar seorang ustadz yang Pandai Dalam Ilmu, dalam pandangan ilmunya selalu bisa jawab. Namun Miskin adab yang selama ini diajarkan dalam majelis ilmu? Bukankah Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”?

“Apalah arti Ilmu yang tinggi, Syetan Iblis juga Berilmu tapi tak punya Adab” Nabi Kita Muhammad SAW kedunia Untuk Menyempurnakan Akhlaq Adab, Bukan Matematika, Fisika Atau Kimia atau Ilmu pengetuan. tapi PRAKTEK ilmu.

Ilmu tanpa adab bisa menjadi bumerang. Ia bukan lagi cahaya, tapi bara yang membakar. Ustadz yang lesannya pandai beretorika, berkata-kata namun nir adab sejatinya sedang menjauh dari ruh dakwah yang penuh hikmah.

Beberapa Hal Kecil , adab yang kelihatan sepele tapi kurang dilaksanakan para Guru /Ustad, Terlebih di lingkungan ponpes sangat Memprihatinkan :

  1. Masuk ruang tanpa Salam, padahal di dalam banyak orang
  2. Tak memperhatikan orang yang berbicara
  3. Sambil lalu atau asyik demgan pekerjaan / sms di saat rapat
  4. Ada yang bersin tak dijawab
  5. Ketemu tak ucap salam
  6. Tak menghadiri undangan, padahal waktu luang . Apalagi Sok Merasa Sibuk, pura pura sibuk
  7. Duduk tidak rapat saat bermajelis ilmu kajian ( Atau Duduk kursi Belakang padahal Kursi depan kosong)
  8. Menduduki kursi tempat yang sudah ditempati orang

Adab adalah ruh dari ilmu. Ilmu yang tinggi tanpa adab, hanya akan melahirkan kesombongan. Sedangkan adab yang kokoh meskipun dengan ilmu yang sedikit, akan menuntun pada keberkahan.

Mari kita renungi: dakwah bukan sekadar benar, Pandai bersilat Lidah, tapi juga harus membenarkan dengan cara yang baik (Teladan).

Kita semua bisa salah. Bahkan seorang ustadz pun manusia biasa. Tapi ketika kesalahan itu menyangkut adab, terlebih di depan murid /santri, dampaknya bisa besar. Maka penting bagi para penyeru kebaikan untuk terus memperbaiki diri. Karena dakwah bukan hanya soal kata-kata, tapi juga soal jiwa dan keteladanan.

Semoga Allah menjaga kita semua dalam Adab dan perilaku yang Terpuji. Menjadi Teladan Bagi Semua. Selamat dunia akhiratnya.
Tawangmangu, 8 Juni 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *