KHUTBAH JUMAT : AWAS BAHAYA HUTANG

Khutbah Jumat

Khutbah Jumat Oleh : Pujiono

Majelis Tabligh PWM Jateng


Khutbah Pertama

الحمد لله الذي أمر بالعدل والإحسان ونهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه أجمعين، أما بعد:

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dengan sebenar-benar takwa. Takwa yang mengantarkan kita pada keridhaan-Nya dan menjauhkan kita dari azab-Nya.

Pada kesempatan kali ini, khatib ingin mengangkat tema: “Awas Bahaya Hutang”.

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk hidup dalam kecukupan, berusaha dengan halal, dan menjauhkan diri dari hutang semaksimal mungkin. Hutang bukanlah sesuatu yang haram, tetapi ia bisa menjadi sebab kehinaan, dosa, bahkan kebinasaan di akhirat jika tidak ditunaikan.

Nabi ﷺ bersabda:

يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ
“Dosa orang yang mati syahid akan diampuni semuanya, kecuali hutang.”
(HR. Muslim no. 1886)

Bayangkan, orang yang mati syahid — yang dijanjikan surga — tetap tidak terlepas dari pertanggungjawaban hutangnya!

Bahaya Hutang: Membawa kepada Dusta dan Ingkar Janji
Nabi ﷺ juga bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ
“Sesungguhnya seseorang jika memiliki hutang, maka ia akan berbicara namun berdusta, ia akan berjanji namun mengingkari.”
(HR. Al-Bukhari no. 832)

Hadis ini menjelaskan bahwa hutang seringkali menyeret seseorang ke dalam dua dosa besar: dusta dan ingkar janji.

Kisah Umar bin Khattab RA yang Menolak Berhutang, Diriwayatkan bahwa suatu ketika, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu hendak membeli kendaraan, dilain riwayat membeli daging, lalu ia bertanya tentang harganya. Setelah mengetahui harganya, ia membatalkan niatnya karena tidak memiliki uang. Ada yang berkata kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, Anda bisa berhutang.” Lalu Umar menjawab:

أَكُلَّمَا اشْتَهَيْتُ شَيْئًا اشْتَرَيْتُهُ؟ أَفَأَكُونُ إِذًا عَبْدًا لِهَوَايَ؟ أَتُرَكُ نَفَقَةَ عِيَالِي لِيَكُونَ عَلَيَّ الدَّيْنُ؟ أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَصْبِرَ عَلَى جُوعٍ يَوْمًا فَيُخَلِّصَ نَفْسَهُ مِنَ الدَّيْنِ؟
“Apakah setiap kali aku menginginkan sesuatu, aku harus membelinya? Apakah aku ingin menjadi budak hawa nafsuku? Apakah aku akan meninggalkan nafkah keluargaku hanya untuk menambah hutang atas diriku? Tidak mampukah kalian bersabar dari rasa lapar sehari saja untuk menyelamatkan diri dari hutang?”

Lihatlah bagaimana seorang pemimpin besar umat ini begitu takut terhadap hutang. Ia lebih memilih bersabar daripada terjerat beban dunia dan akhirat.

Ma’asyiral Muslimin,
Hutang itu memang terkadang diperlukan, namun jangan dijadikan kebiasaan atau gaya hidup. Rasulullah ﷺ bahkan sering berdoa agar dilindungi dari hutang:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan beban hutang.”
(HR. Al-Bukhari no. 832)

Ketika ditanya kenapa beliau sering berdoa seperti itu, beliau menjawab:

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ
“Karena seseorang jika berhutang, ia bisa berdusta dan mengingkari janji.”

Semoga Allah memberikan kita rezeki yang cukup, hati yang qana’ah, dan menjauhkan kita dari beban hutang yang memberatkan di dunia dan akhirat.

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم…

Khutbah Kedua

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:

Ma’asyiral Muslimin,
Marilah kita ingat bahwa Allah ﷻ akan menanyai setiap amanah dan hak orang lain, termasuk hutang. Jangan sampai kita meninggal dunia membawa hutang yang belum dilunasi.

Marilah kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari hutang dan diberikan kelapangan rezeki yang halal dan berkah.
Dilanjut Doa Khutbah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *