Meneguhkan Jatidiri Pemuda dalam Menjawab Tantangan Zaman

Opini

Meneguhkan Jatidiri Pemuda dalam Menjawab Tantangan Zaman

( Oleh : Pujiono Wakil Ketua PWPM Jawa Tengah 2010-2014

Tahun 2025 menjadi momentum bersejarah bagi Pemuda Muhammadiyah yang telah menginjak usia ke-93 Tahuj. Sebuah usia matang yang menandai perjalanan panjang gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar ini dalam mewarnai dinamika bangsa. Di tengah pusaran zaman yang semakin kompleks, refleksi milad bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi momen evaluasi dan peneguhan jati diri sebagai kader umat dan bangsa. Maka terus perkuat dan Pertajam :

Pertama, Spiritualitas: Fondasi Gerakan yang Tak Lekang Zaman
Dalam setiap denyut langkahnya, Pemuda Muhammadiyah senantiasa menjadikan spiritualitas Islam sebagai ruh perjuangan. Di tengah arus materialisme dan hedonisme, ruhani yang kuat menjadi benteng pertahanan diri. Pemuda Muhammadiyah harus terus menanamkan kesadaran transendental—bahwa setiap gerakan adalah bagian dari ibadah, dan setiap perjuangan adalah bentuk ketundukan kepada Allah SWT.

Kedua, Integritas: Pilar Etika dalam Ruang Publik
Tantangan korupsi moral, manipulasi informasi, hingga krisis kepercayaan publik terhadap pemimpin mendorong kita untuk terus menjunjung tinggi integritas. Pemuda Muhammadiyah harus menjadi teladan dalam kejujuran, konsistensi sikap, dan tanggung jawab sosial. Dalam setiap posisi, baik di ranah dakwah, pendidikan, politik, maupun ekonomi, integritas adalah modal utama untuk membangun peradaban yang adil dan berkeadaban.

Ketiga, Intelektualitas & Skills: Kombinasi Kritis bagi Era Digital
Kecakapan berpikir kritis, analitis, serta penguasaan teknologi dan informasi menjadi keharusan. Pemuda Muhammadiyah tidak cukup hanya saleh secara individual, tetapi juga harus unggul dalam kapasitas intelektual. Mampu membaca zaman, menafsirkan realitas, dan memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan. Di era disrupsi dan AI, pengembangan skills seperti literasi digital, komunikasi strategis, dan kewirausahaan sosial menjadi kunci keberlanjutan gerakan.

Keempat, Leadership: Kepemimpinan yang Visioner dan Transformatif
Zaman memanggil lahirnya pemimpin muda yang tidak hanya cakap, tetapi juga visioner dan transformatif. Kepemimpinan Pemuda Muhammadiyah harus mampu menghadirkan perubahan yang berarti, menumbuhkan solidaritas kolektif, serta membangun jejaring yang luas tanpa kehilangan arah ideologis. Leadership bukan soal posisi, tapi pengaruh positif yang menginspirasi dan memobilisasi kebaikan.

Menjawab Tantangan Zaman, Melanjutkan Dakwah Peradaban
93 tahun bukanlah perjalanan singkat. Namun tantangan ke depan tidak semakin ringan. Disrupsi teknologi, perubahan sosial, hingga ancaman krisis identitas generasi muda menjadi medan baru yang harus ditaklukkan. Maka, kader Pemuda Muhammadiyah harus adaptif namun tetap berpegang teguh pada nilai. Modern dalam pendekatan, namun ideologis dalam tujuan.

Refleksi ini adalah ajakan untuk kembali pada akar nilai, sembari melangkah maju dengan semangat tajdid. Pemuda Muhammadiyah bukan sekadar organisasi, melainkan gerakan dakwah yang menjadi motor perubahan. Dengan spiritualitas yang kokoh, integritas yang terjaga, intelektualitas dan skill yang mumpuni, serta leadership yang kuat—kita siap menghadapi tantangan zaman dan menjemput kemenangan peradaban.

*)Penulis Mantan Wakil Ketua PWPM Jawa Tengah & Sekretaris PDPM Boyolali

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *