Sejatine Urip

Khutbah Jumat

khutbah Jumat Sejatinya Hidup

Oleh : Pujiono

الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورٍ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَاشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِك عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينَ وَامَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أَوْصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُسْلِمُونَ

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Pada kesempatan yang penuh berkah ini, saya ingin menyampaikan khutbah dengan tema ” Sejatine Hidup Di Dunia”

Ada Ungkapan bahwa :

Dunia Ini Hanya Sendau Gurau dan Permainan Belaka

Hadirin yang dirahmati Allah,

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, surat Al-Ankabut ayat 64:

وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia yang kita jalani sekarang hanyalah sementara, penuh dengan kesenangan yang semu dan tidak abadi. Segala kesenangan duniawi hanyalah permainan dan senda gurau yang tidak bisa diandalkan. Kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat, yang kekal dan abadi.

Dari ayat ini dan Bila Kita Refleksikan dalam kegiatan kehidupan manusia, Memang benar Allah Telah Kasih Manusia Permainan kepada manusia berupa Pekerjaan, Ada Yang di Kantor, ada ynag di pasar, ada yang di kandang peternakan, ada Yang di bengkel. Bahkan hampir sebagian besar hidup manusia di sini. 30 Tahun Di Pabrik, 32 Tahun di Kantor DLL. maka bila tidak kita manfaatkan waktu kerja kita tau tau tua.

Ungkapan Kedua,
Dunia Adalah Sawah Ladang Akhirat

Hadirin yang berbahagia,

Kita harus menyadari bahwa dunia ini adalah tempat untuk bercocok tanam, dan hasil panennya akan kita petik di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda:

الدُّنْيَا مَزْرَعَةُ الآخِرَةِ

“Dunia adalah ladang (sawah) akhirat.”

Hadis ini mengajarkan kita bahwa setiap amal dan perbuatan yang kita lakukan di dunia akan menentukan kehidupan kita di akhirat. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan waktu yang ada untuk menanam kebaikan dan meningkatkan amal ibadah kita. Semua amal yang kita lakukan dengan ikhlas karena Allah akan menjadi bekal kita di akhirat kelak.

Ungkapan Ketiga, Dunia adalah Ibadah

Hadirin jamaah yang dirahmati Allah,

Seluruh kehidupan kita di dunia ini seharusnya dijadikan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah bukan hanya terbatas pada sholat, puasa, zakat, dan haji, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan kita. Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan syariat Islam adalah ibadah.

Demikianlah khutbah pertama ini. Marilah kita senantiasa berusaha menjadikan dunia ini sebagai tempat menanam amal kebaikan, menjauhi segala bentuk kesia-siaan, dan menjadikan seluruh hidup kita sebagai ibadah kepada Allah SWT. Semoga Allah senantiasa memberikan kita petunjuk dan kekuatan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua:

الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه كما يحب ربنا ويرضى، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Hadirin sekalian,

Pada khutbah kedua ini, marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan selalu berpegang teguh pada ajaran-Nya dan meneladani Rasulullah SAW dalam setiap aspek kehidupan kita.

Hikmah dari Tema Khutbah

Menyadari Kesenangan Dunia yang Sementara: Janganlah kita terjebak dalam gemerlap dunia yang penuh tipu daya. Ingatlah bahwa dunia ini hanyalah sementara dan kesenangan yang abadi hanya ada di akhirat.

Menanam Kebaikan: Mari kita manfaatkan kesempatan hidup di dunia ini dengan sebaik-baiknya untuk menanam amal kebaikan sebagai bekal di akhirat nanti.

Menjadikan Hidup Sebagai Ibadah: Setiap langkah, pekerjaan, dan tindakan kita harus diniatkan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian, kita akan selalu berada dalam ridha-Nya.

Hadirin sekalian, marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar kita senantiasa diberikan kekuatan untuk menjalani kehidupan ini dengan penuh ketaatan dan ibadah. Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung di dunia dan di akhirat.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات، إنك سميع قريب مجيب الدعوات، يا قاضي الحاجات.

Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina ‘adhaban nar

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *