Tantangan dan Solusi Pengkaderan Muhammadiyah

Opini

Tantangan dan Solusi Pengkaderan Muhammadiyah

Disampaikan Oleh Pujiono
( Dalam Rapimda AMM Kab. Boyolali)
29 Oktober 2023

Tantangan dalam pengkaderan Organisasi Muhammadiyah adalah kompleksitas struktur organisasi dan perluasan peran Muhammadiyah dalam masyarakat.

Adapun Tantangan Pengkaderan Muhammadiyah saat ini :
1 . Munculnya Kompetitor organisasi yang mirip dalam Gerakan dakwah dan amal usaha. sunatullah semakin banyak orang semakin banyak kemauan. sehingga sering kita jumpai jika tidak puas yang ada, atau kecewa dengan yang ada terus buat yang baru.

Muhammadiyah harus siap, maka harus sigap dan terus bersolek agar tetap kelihatan energig dan ‘seksi’.

  1. Era Disruption, Dimana Tekhnologi telah begitu cepat berkembang termasuk dalam metode, menegemen dakwah. coba kita muhasabah, konon Kader Muhammadiyah itu Terpelajar dan berkemajuan, seberapa Banyak Website, Sosmed dan IT yang dimainkan. Dibandingkan dengan Saudara kita Yang tradisional ternyata justru mereka lebih mendominasi soswmednya dibandingkan Muhammadiyah.
  2. Merubah mindset, paradigma berpikir akan Pengkaderan untuk para pinesepuh. Bahwa Komposisi organisasi harus selalu libatkan kaum muda. baru Akan Baksos Dropping air, pasang bendera, menata kursi acara Saja kalau tidak ada tenaga muda yang jalankan apa yang terealisasi. tentunya tidak se gesit kaum muda.Saatnya berbagi peran Bapak Bapak Yang Ekonomi sudah Mapan harusnya Lebih Banyak Dakwahnya Bi Anwfal (Harta) , Sedangkan Pemuda yang belum banyak dananya Ya pakai anfus Tenaga. dalam hal tertentu. dan Semua Punya Nilai yang besar. kolaboratif peran semua pahala besar

Dari Beragam Tantangan , Kami Tawarkan Beberapa solusi potensial Diantaranya:

  1. Pendidikan dan Pelatihan: Menyediakan pendidikan dan pelatihan yang lebih baik untuk calon kader. Ini bisa mencakup kursus, lokakarya, dan program pendidikan formal dan non formal. pengaderan Struktural maupun pengkaderan fungsional
  2. Mentorship: Memfasilitasi hubungan mentor-murid untuk membimbing kader baru dalam memahami nilai-nilai dan tujuan Muhammadiyah.
  3. Adaptasi Teknologi: Menggunakan teknologi untuk memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran jarak jauh, khususnya selama situasi darurat .
  4. Penguatan Ranting , Bedah Ranting ( Minimal one dusun one kader) untuk Menguatkan unit dasar organisasi (ranting) untuk lebih efektif mengkader anggota lokal.
  5. Dakwah Kultural dan Komunitas Untuk Pemantapan Nilai Menegaskan nilai-nilai keagamaan, keadilan, dan kebersamaan dalam proses pengkaderan, sehingga kader benar-benar mencerminkan prinsip Muhammadiyah. Berulang kali di sampaikan dakwah yang menyenangkan tapi maaf juga masih minim yang bisa mendesain

Pengkaderan dalam Muhammadiyah perlu beradaptasi dengan perubahan sosial dan teknologi sambil tetap memelihara nilai-nilai inti organisasi.

  1. Sinergis dengan AUM. Amal usaha usaha Muhammadiyah di Buat untuk Menopang dan mensupport dakwah Muhammadiyah.
  2. Perluas dan Rangkul para aktivis remaja Masjid. Sebuah pengalaman sejarah Nabi Muhammad SAW pertama tiba di Madinah adalah mendirikan masjid sebagai pusat kegiatan. Dan Kita tak menutup mata bila Remaja adalah aset, jikalau orang tua susah di dekati ya target bisa diarahkan ke generasinya.

Demikian sekelumit ikhtiar menopang keberlanjutan organisasi persyarikatan Muhammadiyah. Saat tidak saling menyalahkan terus bergerak ” Jangan Tanya Apa yang diberikan organisasi kepadamu, Tapi saatnya pemuda Mengatakan Apa Yang bisa Kami Perbuat untuk Kemajuan organisasi ‘ Moga Sukses selalu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *